Jumat, 10 September 2010

Lebaran di Rumah Uti

asyik juga lebaran di rumah Mbah Uti, banyak teman bisa bermain sampai puas. ada mas bintang yang kalau ngomong suaranya keras dan mau menangnya sendiri. ada mas Raja yang agak penakut tapi banyak omong juga. Mba Cindy yang sekarang udah lebih dewasa, juga mba Hawa apalagi mba Ica jadi bisa mendampingi Gilang.

Ah,, asyiknya disini, pagi hari buka jendela langsung lihat induk ayam bersama anak-anaknya dengan bulu yang lembut, lucu ya sambil berkotek-kotek menunggu induknya menyodorkan makanannya. Jauh dengan di surabaya buka jendela yang nampak hanya tembok putih dan deru raung-raung kendaraan bermotor.

Ehmm,, semoga nanti ayah dan bundaku bisa memiliki rumah dengan suasana yang asri, teduh, dengan segala kebahagiaannya. amin. kabulkan ya Alloh doa gilang ini. terimakasih

Sabtu, 21 Agustus 2010

Gilang dan Baju Batik


Batik adalah karya adiluhung warisan bangsa, oleh karena itu sudah sepantasnya kalau harus dikenalkan pada anak-anak kita, bahkan sejak dini karena merekalah yang kelak akan mewarisinya juga, yang akan mempertahankan bahkan mengembangkannya. Nah, kalau hal seperti itu tidak dibiasakan dan dikenalkan sejak dini maka rasa ikut memilikinya akan luntur dan akan habis sama sekali sehingga mereka tidak akan mengenal lagi mana yang menjadi budaya bangsa sendiri dan mana yang budaya import.

Oleh karena itu membiasakan anak-anak kita untuk berbusana batik adalah langkah yang tepat untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan kebanggaan atas budaya bangsa sendiri sehingga kedepannya mereka pun akan menjadikan batik sebagai trendsetter dalam berbusana.

Jumat, 20 Agustus 2010

Manja

dikit-dikit nangis, ditinggal bunda bentar nangis, ayah berangkat kerja nangis. ugh...manja banget sih adek, begitu biasanya kita berkomentar dalam menyikapi si kecil yang sering terlihat cengeng.

kalau anda berfikir demikian ya jangan salah kalau nanti si kecil akan tumbuh sebagai anak manja dan cengeng karena secara tidak langsung anda juga berharap begitu (bukankah ucapan = doa). padahal kalau kita mau sedikit bersabar dan tidak egois menyikapinya, mungkin kita akan berpikir bahwa si kecil menangis saat ditinggal bunda ataupun ayahnya itu disebabkan karen dia kehilangan rasa nyamannya, si kecil belum menguasai betul kehidupan maupun lingkungannya jadi wajar jika ia mengalami rasa kurang percaya dirinya kalau ditinggal sendiri, jadinya ya takut dan nangis deh karena memang menangis adalah bahasa yang benar-benar dikuasai oleh si kecil.

coba jika si kecil sedang asyik bermain mau ditinggal apapun dia akan cuek saja karena dia merasa nyaman dengan keadaannya. karena itulah kita harus berhati-hati dalam menyikapi setiap perilaku si kecil jangan sampai karena ketidakmampuan kita memahami si kecil lantas kita meng"klaim" kalau si kecil bandel, rewel, cengeng, manja dan sifat negatif lainnya. bukankah kalau itu benar-benar terjadi kita sendiri yang repot. betul ga?

perlu kita ingat bahwa si kecil adalah kertas putih polos yang siap kita coreti apapun maka sudah sepantasnyalah kalau hanya hal positif saja yang patut kita tanamkan padanya.


Selasa, 02 Februari 2010

Gilang, Awal Kelahirannya

Malam itu, sesuai dengan janji yang telah disepakati dengan dokter kandungan, kami, pergi untuk memeriksakan kembali, kontrol rutin untuk mengetahui perkembangan janin dalam kandungan. Menurut perhitungan medis sebelumnya, perkiraan janin akan lahir pada tanggal 20 April 2009, lantas mundur lagi menjadi tanggal 29 April 2009, tepat pada, malam ini. Setelah dilakukan diagnosa dan USG, dokter mengatakan bahwa kondisi janin dan kandungan bagus tidak ada hal yang mengkhawatirkan. Dan dokter mengatakan, "tunggu saja saatnya nanti kalau sampai tanggal 7 Mei belum lahir baru nanti kita lakukan tindakan".

Dan akhirnya, pada tanggal 30 April 2009 pada jam 1 dini hari, ada sebercak darah yang keluar dan itu kami yakini sebagai tanda dari sebuah proses kelahiran. Betapa senang dan bahagianya kami sehingga itu membuat kami terus-terusan begadang karena tidak bisa tidur menanti kelahiran sang buah hati.

Pagi sekitar jam 09 pagi, dengan berjalan kaki kami datang ke Rumah Bersalin yang jaraknya memang tidak jauh dari rumah kami. Dan bidan yang menangani mengatakan, "sudah bukaan 1, masih lama buat istirahat saja". Dan kami pun kembali pulang ke rumah. Melihat ketika sedang terjadi kontraksi, sungguh rasanya tak kuasa hati ini menahan haru, benar-benar perjuangan yang luar biasa bagi seorang ibu.

Sore hari, sesuai dengan anjuran bidan, kami kembali ke Rumah Bersalin untuk melihat kembali kondisi bukaan jalan lahir. Duh, kok lama banget ya padahal rasanya sudah merintih-rintih menahan sakit dan perih namun bidan mengatakan bukaan masih tetap sama, artinya belum ada perkembangan. Kembali hati ini gelisah, rasanya tak sanggup untuk merasakan kontraksi dasyat lebih lama lagi.

Hingga keesokan harinya, sekitar pukul 10 pagi kami kembali ke Rumah Bersalin, dan alhamdulillah, bukaan jalam lahir sudah semakin lebar dan menurut prediksi janin akan lahir antara sekitar pukul 13.00 sampai 15.00 wib. Sekali lagi prediksi hanyalah perkiraan semata karena hingga pukul 15.00 lewat janin belum juga keluar hingga bidan merujuk kami ke rumah sakit dengan pertimbangan kalau terjadi operasi biar cepat tertangani. Astaghfirulloh....

Semakin cemas hati kami, bermacam pikiran menghantui kami, maklum ini adalah kelahiran anak pertama. pukul17.00 kami sampai di Rumah Sakit GriyaHusada dan begitu sampai kami tidak langsung mendapat penanganan sehingga itu menambah rasa panik dan kegelisahan kami. Kami benar-benar khawatir.

Dan alhamdulillah, tepat pada tanggal 3 Mei 2009 pukul 19.30 wib terlahirlah buah hati kami seorang laki-laki dengan berat 3,5 kg dan panjang 50 cm. Duh Gusti, betapa bahagia hati ini, telah engkau anugerahi kami dengan karunia yang luar biasa besar ini, menangis hati ini, dan segera tertunduk luruh dalam kekhusyukan untuk mengucapkan syukur yang tak terhingga atas semua anugerah yang telah Engkau berikan kepada kami. Dan anak itu kami beri nama Muhammad Gilang Cahaya Rabbani, cahaya terang dari Tuhan, semoga kelak ia bisa menjadi cahaya bagi semesta, menjadi muslim yang kaffah untuk kemakmuran alam semesta. Ya Illahi Robb kabulkanlah harapan kami ini. amin...

Gilang Cahaya Rabbani

Gilang...
engkaulah anugerah terindah itu
kehadiranmu adalah cahaya bagi kehidupan kami
kehadiranmu adalah hujan bagi kemarau hati kami,
embun yang senantiasa menyejukkan hati kami

gilang...
senyummu adalah obat bagi duka kami
tangismu adalah nyanyian jiwa bagi kesabaran kami

gilang...
bukan selatan bukan utara
tidak juga timur ataupun barat
jiwamu ada di tengah-tengah jiwa kami
yang akan membuat tegak kami berdiri

gilang...
tak akan kuperkenankan
cahayamu redup sedetik pun
sebelum cahayamu
memberi kehidupan bagi semesta

gilang...
dengarkan ini,
harapan dari ayah bundamu...